Monday 13 February 2017

DOTA 2 Vs LOL (league of legends)

https://i.ytimg.com/vi/5DWTPqMVYd0/maxresdefault.jpgGameplay: Creep Score
DotA dan DotA2 dan HoN:
Permainan pada DotA dan HoN sangat mengandalkan kemampuan player yang memainkan dan juga hero yang dimainkan. Di game ini, kemampuan last hit (membunuh creep untuk mendapat uang) dan deny (menggagalkan musuh mendapat gold dan experience) sangat berpengaruh saat fase awal permainan. Dengan deny, anda dapat memperoleh tingkat level dan skill yang lebih tinggi dari lawan, yang memudahkan anda memenangkan pertarungan di lane.

LoL:
Permainan awal pada LoL terkesan lebih membosankan bagi pemain yang belum pernah bermain LoL karena tidak adanya deny. Namun, dengan tidak adanya deny, ternyata permainan dapat lebih fokus kepada membunuh creep dan trading blow (bertukar pukulan antar champion). Dengan ini, player tidak perlu kuatir akan ketinggalan level oleh deny.



Gameplay: Metode Pengelihatan dan Posisinya (Ward atau Observer dan sejenisnya)
Nah, di area ini lah saya tidak memiliki terlalu banyak pengalaman pada DotA maupun HoN. Sejauh ini, DotA tidak memiliki terlalu banyak posisi yang memerlukan ward, hanya pada 2 titik di sungai tempat powerup keluar, lalu pada bukit di dekat hutan bawah dan bukit di dekat hutan atas.
HoN memiliki sedikit lebih banyak tempat strategis untuk ward yaitu di daerah secret shop atas dan bawah (dota2 tidak memiliki bukit di secret shop atas).

Ward atau observer pada DotA dan HoN cenderung memiliki masa aktif yang lama namun pembelian dibatasi. Dengan ini, pemain lebih fokus pada permainan, tanpa harus berulang kali menempatkan ward.

Pada LoL, khususnya versi saat ini, setiap player mendapat 1 slot trinket yang terdiri dari 3 macam, yaitu stealth ward, lalu skill yang digunakan untuk mendeteksi stealth ward, dan juga skill untuk melihat sedikit area di sekitar pengguna. Perbedaan terbesarnya adalah masa aktif pada ward yang sangat singkat sehingga sangat diperlukan kerjasama tim untuk memasang ward di berbagai area secara berulang kali.

Penting juga untuk diketahui bahwa pengelihatan pada map untuk LoL sangat penting karena banyaknya brush (rerumputan) dan objektif yang diperebutkan.

Gameplay: Brush
Brush adalah area pada LoL yang dapat digunakan untuk sembunyi. Pemain musuh yang tidak ada pada brush tidak dapat melihat pemain yang ada pada brush, kecuali memiliki kondisi lain seperti sedang menyerang, atau terdapat ward di area brush.
Dengan brush, pertarungan dan strategi tim dapat memanfaatkan area ini untuk bersembunyi. Area brush juga sering dimanfaatkan sebagai tempat ward dan juga menjadi sasaran untuk menghancurkan ward.

Gameplay: Dagger of Escape vs Flash
Dagger of Escape adalah sebuah item yang memperbolehkan pengguna untuk melakukan teleportasi jarak dekat. Item ini terdapat pada DotA, DotA2, dan HoN. Item ini sangat membantu dalah sebuah inisiasi peperangan. Cooldown item ini juga terbilang singkat pada 18 detik. Dengan item ini, inisiasi dan pengaturan posisi dalam peperangan akan sangat lebih mudah. Lebih lagi, beberapa Hero akan sangat bergantung pada item ini untuk penempatan ultimate yang strategis.

Pada LoL, kemampuan teleportasi jarak dekat mengandalkan sebuah Summoner Spell bernama Flash. Bedanya dengan HoN dan DotA adalah jarak teleportasi dan cooldown dari spell tersebut. Di sini, jarak untuk flash jauh lebih pendek daripada dagger of escape dan cooldown nya pun mencapai 300 detik atau 5 menit. Namun, jika bagi pemain DotA Flash terdengar sangat tidak berguna, bagi pemain LoL Flash merupakan salah satu Summoner Spell yang paling penting. Ini dikarenakan oleh pentingnya menghindari skillshot lawan, ataupun menjaga jarak dari musuh terdekat. Flash juga sering digunakan untuk inisiasi peperangan ataupun melewati bukit untuk menjauh dari musuh.


Gameplay: Metode Pendapatan
Dalam hal ini, pada dasarnya ketiga game mengandalkan hal yang sama yaitu pendapatan melalui lasthit pada creep dan jungle minion, lalu kill dan assist, dan objektif lain seperti Roshan pada DotA, Kongor pada HoN, dan Baron pada LoL.

Namun, perbedaan utama terletak pada saat Hero mati. Pada HoN dan DotA gold akan berkurang. Di sini apat terlihat jelas jika tim yang mendapat lebih banyak kill, akan mendapat lebih banyak keuntungan, dan tim yang lebih banyak mati, akan terus terpuruk. Dari sini, game DotA dan HoN dapat memperoleh tambahan strategi pertempuran. Tim ataupun player yang berpengalaman akan dapat menebak prioritas hero musuh dalam berbelanja sehingga dapat mengincar dan menggagalkan Hero musuh untuk mendapatkan item yang penting.

Saat player sadar akan ada kemungkinan hilangnya uang yang sudah ditabung, akan sangat wajar jika mereka lebih bermain pasif dan mengandalkan lane yang aman ataupun jungle. Ini akan membuat seluruh tim menjadi pasif ataupun terjadinya kucing-kucingan, yaitu saat satu tim mengejar, dan lawannya bersembunyi. LoL menghindari hal ini dengan membuat Gold yang sudah didapat, tidak akan hilang saat mati. Dengan ini, permainan akan menjadi lebih aktif.

Satu lagi poin yang penting adalah pada item penambah masukan gold. LoL menyadari bahwa pemain Support dan Jungle akan lebih susah dalam urusan keuangan. Hal ini akan membuat kurangnya pengaruh kedua peran ini dalam late game (fase akhir permainan). Namun, pada DotA, gold tidak terlalu diperlukan oleh peran support karena damage pada skill tidak terpengaruh dari item pada Hero (kecuali dengan Aghanim's Scepter). Intinya adalah, LoL memperhatikan semua peran di dalam permainan, dan berusaha membuat masing-masing peran dapat berpengaruh secara siknifikan di manapun fase game berada.

Gameplay: Objektif Permainan
Objektif adalah setiap hal pada game yang diperebutkan atau dipertahankan oleh masing-masing tim. Pada HoN dan DotA objektifnya meliputi Tower, Barrack, Rune, Roshan/Kongor, dan juga Bangunan Utama. Pada LoL, objektifnya meliputi Tower, Inhibitor (barrack), Buff (Biru dan Merah), Dragon, Baron, dan juga Bangunan Utama (Nexus).

Untuk Rune pada DotA dan HoN, pemain Mid Lane (lane tengah) lah yang sangat diuntungkan karena dapat menjangkau kedua posisi rune dengan mudah. Rune di sini sangat membantu Mid Laner untuk melakukan gank (mengeroyok) pada lane lainnya. Ini dapat membuat permainan jadi lebih aktif pada fase awal permainan saat para player masih berada pada lane masing-masing.

Beda dengan LoL yang tidak memiliki Rune, namun menyediakan jungle minion yang dapat memberikan buff (kekuatan tambahan). Buff jungle terbagi menjadi 2 tipe yaitu biru dan merah (lupa namanya). Buff Biru berguna untuk regenerasi mana dan berkurangnya cooldown timer pengguna buff. Buff merah berfungsi untuk memperlambat jalan lawan saat terkena auto attack (serangan biasa) dan juga damage over time (dot) yang kecil. Buff pada LoL lebih berguna untuk peran jungle pada fase awal permainan. Dengan buff, peran jungle akan semakin percaya diri dalam melakukan gank. Menariknya, jika pemain berhasil membunuh champion yang menggunakan buff, buff tersebut akan dipindah ke sang pembunuh.

Satu lagi objektif yang berbeda adalah Dragon dan Baron (atau Roshan pada DotA). Dragon pada LoL diperebutkan sebagai sumber pendapatan untuk seluruh tim yang mendapatkan Dragon. Tim yang berhasil melakukan last hit pada Dragon akan mendapat tambahan pendapatan. Untuk Baron, tidak hanya menghasilkan pendapatan bagi seluruh anggota tim, namun juga memberikan Buff Baron yang menambah attack dan ability power serta regenerasi yang juga didapat seluruh anggota tim. Hal ini dapat mengubah jalannya permainan saat salah satu tim mendapat buff baron. Bagi tim yang memakai buff baron, mereka terkadang seperti dikejar waktu untuk memanfaatkan buff tersebut untuk menyelesaikan permainan. Namun bagi tim yang melawan, mereka akan terus bertahan. Ini dapat membuat permainan menjadi semakin sengit dan tegang.

Untuk Roshan pada DotA, juga menghasilkan gold untuk seluruh anggota tim, namun juga memberi drop item Aegis of the Immortals yang berguna untuk menghidupkan pengguna sesaat setelah mati. Item ini sangat berpengaruh untuk Hero yang cenderung diincar di dalam peperangan. Walaupun tidak memberikan buff apapun, item ini dapat mengubah jalannya pertandingan karena tim musuh akan bermain seperti 5 vs 5 + 1 karena harus membunuh hero pengguna Aegis sebanyak 2 kali (bayangkan jika Skeleton King mendapatkan Aegis).

Gameplay: Stunlock vs Skillshot
Salah satu perbedaan pada LoL yang sangat signifikan dalam gameplay dibandingkan dengan HoN maupun DotA adalah keseimbangan skill pada Hero atau Champion. Pada HoN atau DotA, hanya dengan kombinasi 2 atau 3 skill, dapat membuat anda tidak bergerak dan langsung mati (bayangkan jika anda terkena shackle Rhasta dan dihajar Sven dengan God Strength dan stun nya, atau menerima Finger of Death saat level 6). Namun mungkin bisa dianggap wajar jika banyak ultimate skill pada DotA terkesan sangat kuat, karena kekuatan skill tersebut tidak akan dapat bertambah kuat kecuali level skill ditingkatkan atau dengan item Aghanim's Scepter. Lain halnya dengan skill champion pada LoL yang dapat bertambah kuat seiring dengan status Champion itu sendiri.

Walaupun di dalam LoL juga memiliki kombinasi stunlock, namun cara penggunaan nya lah yang cenderung dipersulit. Skill yang berujung dengan stun ataupun slow cenderung menjadi skillshot (diarahkan oleh player sehingga dapat meleset atau dihindari). Hal ini membuat skill player lebih diandalkan dan tidak hanya perlu mendekat dan menekan tombol saja.

Gameplay: Keragaman Item:
Item pada DotA dan HoN memiliki keragaman skill yang mendalam. Contoh yang penting untuk dibahas adalah Black King Bar (BKB). Pengguna BKB dapat mengaktifkan item tersebut dan dapat menjadi kebal akan magic damage dan sebagian besar crowd control, namun tetap dapat terkena damage fisik. Hal ini sangat mengandalkan keahlian pengguna dalam memilih waktu yang tepat untuk mengaktifkan item tersebut.

Pada LoL, item yang paling dekat dengan BKB adalah Mercurial Scimitar. Namun, perbedaan dari kedua item tersebut sangatlah mencolok dan sangat mempengaruhi penggunaannya. Untuk BKB, player sebaiknya menggunakannya sesaat sebelum peperangan. Ini sangat memudahkan bagi semua kategori player. Lain halnya dengan Mercurial, yang menghilangkan seluruh efek debuff (efek negatif seperti stun, poison, dll). Jadi, pengguna Mercurial sebaiknya mengaktifkan item sesaat setelah terkena stun atau sejenisnya. Mengatur waktu pemakaian item ini sangat membutuhkan kecekatan dan pengalaman.

Masih banyak lagi item pada DotA yang layak dibahas seperti Shadow Blade pada DotA 2. Item ini memiliki skill aktif yang sangat mengerikan yaitu dapat menghilang selama beberapa saat. Item ini dapat sangat membantu saat inisiasi peperangan maupun melarikan diri dari bahaya. Lalu selanjutnya yang menarik adalah Dagon. Item ini memberi skill aktif berupa damage jarak jauh yang dapat ditingkatkan dan mendapat damage yang lebih besar (hingga 800 damage). Sangat lucu sekali saat seluruh anggota tim memiliki dagon (must try!).

Pada LoL, item lebih berguna sebagai pembantu. Maksudnya, skill aktif dari item tersebut sering juga harus dipadu dengan keahlian pemain dalam menggunakannya bersamaan dengan skill champion itu sendiri. Contohnya adalah Deathfire Grasp yang memberi damage berdasar HP lawan dan meningkatkan magic damage yang diterima champion lawan selama beberapa detik. Jadi, pengguna harus berpikir untuk menentukan kapan menggunakan item tersebut dan harus menyusulnya dengan skill lainnya untuk efek yang lebih terasa.

Gameplay: Keragaman Strategi Permainan:
Di area ini, menurut saya jelas pemenangnya adalah DotA, walaupun saya tidak mencari pemenang. Di sini, jelas DotA lebih diuntungkan karena keragaman item dan skill item yang ada pada DotA. Strategi yang saya maksud di sini adalah bagaimana sebuah tim mengatur komposisi tim dan item nya dan bagaimana cara mereka untuk menang. Contohnya, dengan strategi Divide and Conquer mengandalkan Boots of Travel dengan Tinker atau Furion, pemain dapat menjalankan strategi split push (berpisah dengan tim untuk menghancurkan markas). Lalu dengan strategi One for All, All for One mengandalkan Dagger of Escape, sebuah tim dapat menculik target prioritas dengan lebih mudah. Lalu dengan strategi favorit saya, Five Dagon Five, tim dapat melakukan kill dengan sangat mudah (nabungnya yang susah, udah gitu mampus kena BKB, tapi must try!). Dan masih banyak lagi strategi lainnya.

Kalau untuk LoL, lebih mengandalkan komposisi Champion, cenderung lebih jarang mengandalkan komposisi item. Keserasian antar Champion lebih penting di sini. Misalnya, strategi Split Push lebih susah di sini karena teleport jarak jauh cenderung memiliki cooldown yang sangat panjang. Jadi, strategi nya lebih ke arah sinergi tim. Misalnya, strategi Knock Up and a Samurai mengandalkan Champion yang dapat mengangkat lawannya ke udara dan Champion Yasuo sebagai pelengkap untuk mempermudah penggunaan skill ultimate Yasuo.

Gameplay: Mana Management:
Menurut saya, hal ini juga merupakan salah satu dari yang paling terasa saat membedakan DotA dan LoL. Mana Management adalah bagaimana seorang menjaga agar tidak kehabisan mana untuk melakukan sebuah skill. Pada DotA, hal ini sangat diperlukan karena kebutuhan mana pada sebagian besar skill cenderung besar. Untuk fase awal permainan, setiap hero dianjurkan untuk membawa mana potion karena terkadang beberapa hero membutuhkan sekitar 50% dari mana untuk melakukan 1 skill saja.

Untuk LoL, mana management tetap dibutuhkan walaupun tidak sehebat pada DotA. Bedanya, regenerasi mana pada LoL jauh lebih terasa cepat daripada DotA. Kebutuhan mana untuk melakukan skill juga terasa jauh lebih sedikit jika dibanding dengan DotA. Dengan ini, player diharap bisa bertahan di lane lebih lama tanpa harus kembali ke markas. LoL juga menghadirkan mekanik yang unik untuk beberapa Champion yaitu dengan Energy dan juga Rage (tidak memiliki Mana namun diganti menjadi Energy). Perbedaan ini sangat berpengaruh pada gaya permainan seorang pemain.

Gameplay: Gaya Permainan Hero dan Champion:
Untuk area ini, saya merasa jelas pemenangnya adalah LoL. Di sini LoL memiliki jauh lebih banyak Champion dengan gaya permainan yang sangat unik dan menantang. Walaupun DotA juga mempunyai banyak Hero yang menarik untuk dimainkan, namun secara keseluruhan, LoL memiliki konsep Champion yang lebih unik. Contohnya, Champion Riven yang dapat mengaktifkan skill nya sebanyak 3 kali untuk efek yang berbeda. Lalu ada juga Champion Gnar yang dapat berubah wujud dan efek skill yang berbeda saat memiliki Rage yang penuh. Lalu juga Champion Nidalee yang memiliki 2 wujud yang berbeda dengan gaya permainan yang berbeda pula. Dan masih banyak lagi.

Pada DotA, walaupun setiap Hero unik, banyak yang memiliki gaya permainan yang cenderung monoton. Masih banyak Hero yang memiliki lebih banyak skill pasif daripada aktif. Contohnya adalah Skeleton King (Wraith King pada DotA 2), yang hanya memiliki satu skill aktif. Ditambah lagi, skill aktif nya adalah single target yang tidak memerlukan keahlian khusus dalam menggunakannya. Lalu ada hero seperti Rikimaru, Mortred, dan lainnya. Walaupun begitu, ada beberapa Hero pada DotA yang sangat menarik untuk dimainkan seperti Invoker dan Puck yang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi.



Keseimbangan Game dan Penanganan
Satu lagi poin penting yang harus saya masukkan adalah keseimbangan di dalam game. Tentulah di setiap game apapun selalu terdapat karakter yang terkesan sangat kuat. DotA, HoN, maupun LoL juga pasti memiliki hal seperti itu. Saya yakin DotA secara umum sudah mendekati kata seimbang (walaupun menurut saya belum seimbang). Ini dikarenakan karena sejarah DotA yang sudah sangat lama eksis di dunia MOBA. Valve sekarang juga selalu memperhatikan keseimbangan di dalam game DotA2 nya tidak hanya pada Hero, namun juga pada item.

Untuk LoL, Riot (developer LoL) juga sangat memperhatikan keseimbangan di dalam game. Setiap Champion yang dianggap terlalu kuat selalu akan menemui nerf (penurunan kekuatan) pada patch berikutnya. Menariknya, Riot juga tidak segan-segan melakukan rework (pembuatan ulang) untuk Champion yang sudah tua atau yang sudah tidak sesuai dengan standar. Terkadang, Riot pun mengubah seluruh skill yang dimiliki oleh suatu Champion.

Lebih menariknya, Riot juga tidak segan merubah konten di dalam game yang dapat merubah cara bermain setiap pemain. Contoh yang paling menonjol adalah kehadiran trinket pada Season 4. Lalu juga perubahan pada posisi dan ukuran brush. Dan yang paling menarik adalah rencana Visual Upgrade yang akan membuat permainan menjadi lebih menarik untuk dinikmati.

Kompetisi Profesional:
Jika anda tergolong Gamer Profesional atau ingin menjadi profesional, yang harus anda perhatikan adalah manakah game yang mempunyai lebih banyak pemain? Dengan banyak pemain, cenderung lebih banyak kompetisi yang diadakan untuk game tersebut.
Untuk skala internasional, saya sarankan anda melihat sendiri kompetisi DotA2 The International, hadiah utama yang ditawarkan sangatlah fantastis. Dari situ anda dapat berambisi untuk menjadi salah satu dari tim yang berkompetisi di sana.
Untuk skala nasional, saya merasa lebih banyak player yang lebih tertarik pada DotA 2 karena sejarah dari DotA sendiri.
Namun, saya juga merasa pemain LoL akan terus bertambah seiring dengan waktu. Penyelenggara LoL Indonesia sendiri adalah Garena yang akan lebih fokus pada skala nasional. Beberapa kompetisi LoL dapat anda cari sendiri pada website LoL Indonesia di sini, yang terbesar saat ini adalah LoL Garuda Series yang memberi kesempatan satu tim perwakilan Indonesia untuk maju ke level Asia Tenggara.

Gameplay Splitscreen LOL Vs DOTA 2





0 komentar:

Post a Comment